The So Called Prom Night

Ini adalah postingan iseng yang dibuat karena saya lagi judek urus detail acara (yang mana seminggu ini kantor saya lagi penuh banget jadwal acaranyaaa) dan menunggu Lita yang lagi berjuang memasukkan satu artikel ke dashboard sebelum kami ke Lippo Mall.

——————————————————–

Blogpost ini terinspirasi dari Yana yang bikin soal prom night. Yep, ini adalah cerita prom night saya. 

Prom night saya bisa dibilang nebeng sama sekolah lain. Nggak, bukan sekolah saya yang nebeng tapi sayanya. Saya diseret Dyah (mak comblang saya dan Febri) untuk ikut prom night Sumbangsih di Hotel Mulia. Saya, yang waktu itu memang sudah kesengsem (najis) sama Febri otomatis langsung kasih jawaban ya, dong. Jadilah saya datang dengan pakai dress dan juga dandan. Apakah waktu itu saya datang sebagai kencannya Febri? Tentu tidak, soalnya waktu itu Febri masih resmi jadi pacar orang, haha, yang mana malam itu si (mantan) pacar datang dan pulang diantar oleh cowok lain. Drama.

Cerita versi Febri adalah sebenarnya dia sudah ada perasaan ke saya waktu itu tapi dia gengsi sama mantan pacarnya, gengsi karena merasa nggak bisa memertahankan dia, gengsi karena dia “kalah”. Saya tahu versi ini beberapa waktu setelah kami resmi berpacaran. Nggak usah dikasih tahu sebenarnya saya juga tahu … biarlah dibilang GR, tapi di malam itu, saya tahu saya sudah berhasil memenangkan hati dia. Ihiy.

Lalu … bagaimana dengan prom night sekolah saya sendiri?

Bersekolah di sekolah berlatar agama membuat kami tidak direstui rencana prom night-nya. Tapi dasar anak muda, ya, semakin dilarang, semakin menjadi rasa inginnya. Jadilah beberapa teman inisiatif bikin di restoran Padi-padi, Kemang (sekarang namanya Pendopo Kemang). Kok, di restoran, sih? Ya, jumlah murid satu angkatan SMA saya dulu hanya sekitar 48 orang jadi kalau mau bikin di hotel, berapa pula biayanya?

Saya sebenarnya agak malas datang, lupa juga alasannya. Tapi akhirnya saya menyempatkan diri nongol untuk setor muka, bareng Febri, yang waktu itu belum jadi pacar. Acaranya, ya, begitu saja … makan-makan satu angkatan. Buat saya yang memang cuma setor muka, nggak ada yang spesial, sih. Saya pun datang dengan pakai baju pergi main biasa. Hihi.

Foto … nggak punya juga. Ah, payah memang saya ini. Paling adanya cuma foto begini, nih, pas baru-baru pacaran:

Contek Yana lagi, ah … pesan  untuk Igo 13 tahun mendatang … nggak perlu gengsi atau takut ajak perempuan ke prom night, terburuknya paling ditolak … kalau ditolak, datang saja dengan teman-teman … just make sure you have fun. 

Leave a comment